Perasaan Mahasiswa Terhadap Vaksinasi Covid-19: Studi Eksplorasi Melalui Pendekatan Indigenous

Febrina Hani Zarida, Harsa Afifatur Rahmi, Asha Musyarafah, Putri Rahayu, Ronna Harviza, Umi Hikmah Putri, Ivan Muhammad Agung6, Desma Husni7

Center for Indigenous Psychology UIN Sultan Syarif Kasim Riau

 Pendahuluan

Dalam rangka mengembalikan keadaan kesehatan global seperti  sebelum pandemi, pemerintah di seluruh negara mengusung program vaksinasi yang bertujuan untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Munculnya kewajiban melaksanakan vaksinasi covid-19 bagi masyarakat tentunya menimbulkan perasaan masyarakat termaksut mahasiswa. Bagaimana perasaan mahasiswa terhadap vaksinasi covid 19.

Metode

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif menggunakan open ended questionnaire yang terdiri dari satu pertanyaan, yaitu alasan partisipan percaya terhadap vaksin Covid-19. Sedangkan metode kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan bantuan Stastical Package for the Social Science (SPSS) 26 for windows.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Psikologi Indigenous dengan menggunakan content analysis dan frequency analysis. Content analysis dilakukan dengan melakukan melalui 3 tahapan, yaitu Open coding; axial coding; dan selective coding (Fathurochman dkk, 2017). Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 tahapan saja, yakni Open coding dan selective coding.

 Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 382 orang yang merupakan mahasiswa UIN SUSKA RIAU yang sudah divaksin, yang terdiri dari 68 partisipan laki-laki dan 314 partisipan perempuan. Partisipan berada dalam rentang usia 18-22 tahun.

 

Teknik Analisis Data

Tema-tema yang diperoleh akan dianalisis menggunakan yakni Open coding dan selective coding Selanjutnya, tema-tema yang didapatkatkan dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS) 26 for windows untuk memperoleh pemaparan deskriptif secara terperinci.

 Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 perasaan yang muncul ketika akan di vaksin yang terdiri dari perasaan tenang 65,20%, takut 26,20%, senang 5,00%, dan antusias 3,70%.

Timbulnya perasaan-perasaan tersebut didasarkan oleh beberapa alasan, yaitu:

  1. Perasaan tenang dikarenakan biasa saja terhadap vaksin, yakin, vaksin terbukti aman, manfaat vaksin, kemauan diri sendiri, kebutuhan, dan kewajiban yang mengharuskan vaksin.
  2. Selanjutnya perasaan takut/ khawatir didasari oleh beberapa alasan yaitu takut terhadap efek samping vaksin, takut di suntik, dan terpapar informasi buruk. Efek samping ini berupa pusing, kejang-kejang, demam, hingga takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ada juga responden yang merasakan khawatir efek samping vaksin karena memiliki penyakit bawaan (komorbid). Takut atau khawatir akan efek samping vaksin yang dirasakan oleh responden tentunya tidak jauh dari banyaknya informasi buruk yang responden dapatkan dari sosial media sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan mereka ketika hendak divaksin (Fitriani, Yessy. Soepamena, 2022). Hal ini sejalan dengan pendapat responden pada penelitian yang dilakukan oleh Lula Asri Octafia tahun 2021, yang menolak divaksinasi karena mendengar rumor yang beredar bahwa efek samping dari vaksin akan berpenyakitan, menjadi zombie bahkan bisa mati perlahan. Responden penelitian tersebut juga mengatakan sering mendengar isu tentang vaksin dari media sosial hingga lingkungan sekitarnya bahwa seseorang telah divaksin akan mengalami kelumpuhan atau bahkan meninggal dunia setelahnya.
  3. Perasaan senang didasarkan oleh beberapa alasan diantaranya dikarenakan manfaat vaksin, kemauan diri sendiri, dan efek samping vaksin. Responden tersebut mengungkapkan bahwa dirinya sudah menunggu waktu yang cukup lama untuk mendapat giliran vaksin, sehingga pada saat kesempatan itu datang, rasa senang itu timbul ketika hendak mendapatkan vaksin tersebut. Selain itu besarnya persentase kemauan pada hasil olah data responden mengungkapkan keinginan individu untuk ikut serta mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Tiana & Nida, 2021) yang mengatakan bahwa, masyarakat meyakini Vaksin covid-19 ini merupakan sutau upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencegah dan mengurangi penyebaran covid-19, sehingga masyarakat setuju dan senang saat akan di vaksinasi.

 

  1. Dan yang terakhir, perasaan antusias didasari oleh alasan kemauan diri sendiri, manfaat vaksin, biasa saja terhadap vaksin, dan vaksin merupakan kebutuhan. Pada awalnya, banyak masyarakat yang tidak mau divaksin dikarenakan mendengar rumor yang beredar di masyarakat, namun dikarenakan bukti vaksin dijadikan syarat untuk mengakses dan mengurus banyak hal, serta vaksinasi membuat seseorang lebih leluasa untuk bepergian, hal tersebut menjadi alasan mereka akhirnya setuju untuk divaksinasi (Octafia, 2021).

 

Simpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa bahwa terdapat 4 perasaan yang muncul ketika akan di vaksin yang terdiri dari perasaan tenang, takut, senang, dan antusias. Perasaan tenang/netral dalam penelitian ini muncul dikarenakan merasa aman, biasa saja terhadap vaksin, vaksin kebutuhan, kemauan diri sendiri, kewajiban yang ditetapkan oleh pemerintah, manfaat yang didapatkan dari vaksin, serta yakin terhadap vaksin. Alasan terbesar yang mendasari timbulnya perasaan tenang adalah responden merasa biasa terhadap vaksin.

 

Saran

Penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan dengan menggunakan subjek yang lebih luas.

 

 

 

About admincip admincip

Check Also

Center for Indigenous Psychology (CIP) Selenggarakan Workshop Analisis Big Data di Media Sosial

Jumat, 27 Oktober 2023 Center for Indigenous Psychology (CIP) menyelenggarakan Workshop Big Data Analysis yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *